EVO 2020 Resmi Dibatalkan Terkait Pelecehan Seksual

Esports Gaming

EVO 2020 Resmi Dibatalkan Terkait Pelecehan Seksual

The Evolution Championship Series (EVO) telah diumumkan secara official akan membatalkan turnamennya tahun 2020 ini. EVO sendiri adalah acara tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 1966, turnamen EVO dikenal sebagai turnamen game fighting dan LAN (Local Area Network) terbesar di dunia. Sayangnya acara untuk tahun ini dibatalkan berkenaan dengan adanya isu pelecehan seksual yang dilakukan oleh co-founder dan president dari EVO, Joey “MrWizard” Cuellar.

Wabah COVID-19 yang semakin merajalela, ditambah dengan adanya isu mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh Cuellar menjadi alasan utama batalnya turnamen EVO tahun ini. Sejak Juni, sosial media Twitter dihebohkan dengan cuitan dari Mickey “CrackPr0n” Pham mengenai pelecehan seksual yang diterimanya saat ia masih berusia dibawah 18 tahun oleh Cuellar, menyulut kemarahan banyak warganet. Cuitan Mickey kemudian menjadi pemicu untuk para korban lainnya menyuarakan pengalaman mereka. Pada kenyataannya, yang dilakukan Cuellar bukanĀ  sebatas pelecehan seksual saja, namun juga rasisme, tindakan serta ucapan-ucapan misoginis, serta seksisme. EVO tidak berdiam diri, sehari setelahnya, EVO mengeluarkan pengumuman bahwa Cuellar akan melakukan cuti administratif sambil berjalannya investigasi lebih lanjut oleh pihak ketiga.

Pesan Dari EVO Mengenai Cuellar

Mengikuti pengumuman dari EVO, Cuellar sendiri membuat post permintaan maaf di Twitter :
“Aku minta maaf. Aku tidak pernah berniat menyakiti siapapun. (Saat itu) Aku masih muda dan sembrono, dan aku melakukan hal-hal yang tidak membanggakan. Aku telah bertumbuh dan mendewasakan diri 20 tahun belakangan, namun hal itu tidak menjadi alasan untuk tindakanku. Apa yang sedang kulakukan sekarang adalah menjadi lebih baik. Sekali lagi, aku benar-benar meminta maaf.”

Meskipun EVO tahun ini telah direncanakan akan menjadi berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan menjadikan turnamen kali ini dijalankan berbasis sistem online, kasus fatal dari Cuellar ini menjadikan rencana tersebut sia-sia. Bahkan, banyak team E-Sports, komentator, dan kompetitor yang mengundurkan diri dari turnamen online ini, seperti Dominique “SonicFox” McLean yang dikenal sebagai juara pada EVO 5 tahun berturut-turut. Ia mengungkapkan bahwa ia pun tidak akan mengambil bagian dalam EVO Online lantaran ia tidak setuju dengan perlakuan Cuellar.

Tak tanggung-tanggung, tentu saja para game developer yang berperan besar dalam industri game ikut mengundurkan diri sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban tindakan Cuellar yang dinilai tidak pantas. Capcom (the maker of Street Fighter), NetherRealm (Mortal Kombat), dan Bandai Namco (Dragon Ball FighterZ and Tekken) adalah game developer yang telah secara umum menyatakan mereka menarik diri dari EVO Online.
“Kita berdiri dalam solidaritas dengan (mereka) yang telah angkat suara mengenai kekerasan. Kami akan menarik MK11 dari EVO Online.” Ucap NetherRealm dalam cuitannya menanggapi insiden Cuellar.

Pada 3 Juli 2020, EVO kembali mengumumkan progres mengenai kasus Cuellar yang telah mereka akhiri dengan keputusan untuk memberhentikannya dari jabatan yang dimiliki dalam EVO. “Kemajuan tidak terjadi dalam semalam atau tanpa keberanian dari mereka yang berbicara menentang pelanggaran dan ketidakadilan. Kami terkejut dan sedih dengan peristiwa ini, tetapi kami mendengarkan dan berkomitmen untuk membuat setiap perubahan yang akan diperlukan dalam menjadikan Evo model yang lebih baik untuk budaya yang lebih kuat, lebih aman yang kita semua cari, ” sebut EVO mengakhiri keputusannya.

Sebagai gantinya, Tony Cannon selaku developer dari Riot Games dan co-founder EVO akan menempati jabatan sebagai CEO EVO.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *