TikTok Menolak Perintah Eksekutif dari Amerika Serikat
TikTok kini sedang dalam proses pemberkasan gugatan di pengadilan federal pada hari Senin, menentang perintah eksekutif yang ditandatangani pada 6 Agustus oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Perintah ini ditargetkan pada ByteDance yang berbasis di China untuk memisahkan dirinya dari aplikasi pembuat video pendek di Amerika Serikat. Sebuah perintah eksekutif lanjutan dirilis pada 14 Agustus yang berisikan agar ByteDance memisahkan dirinya dari TikTok 90 hari setelah dirilisnya perintah tersebut, yakni 29 September.
Dalam sebuah unggahan blog yang mengumumkan keputusan tersebut di hari Senin, ByteDance mengatakan bahwa mereka sedang mengambil tindakan untuk melindungi komunitas yang berisi lebih dari 100 juta orang Amerika yang menggunakan TikTok untuk membuat konten dan mengonsumsinya. Selebihnya, perusahaan tersebut membuat pernyataan bahwa potensial larangan akan “mengeliminasi karya dari 10,000 pekerja Amerika.”
“Perintah eksekutif yang dibuat oleh Administrasi pada 6 Agustus 2020 telah menjadi potensi untuk mencabut hak dari komunitas (pengguna TikTok) tanpa bukti apapun untuk menjustifikasi tindakan ekstrim tersebut, dan tanpa proses lebih lanjut,” ungkap perusahaan ByteDance. “Kami sangat tidak setuju dengan pernyataan Administrasi bahwa TikTok adalah ancaman untuk keamanan nasional dan kami telah menyatakan keberatan ini sebelumnya.”
ByteDance juga mengatakan bahwa, meskipun mereka tidak “menganggap remeh tuntutan untuk pemerintah”, mereka tidak memiliki pilihan lain selain “mengambil tindakan untuk melindungi hak kami dan hak komunitas serta pekerja kami.”
Minggu lalu, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk tutup, meskipun ada perintah yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat. Tantangan legal ini merupakan bagian dari strategi. Menurut beberapa laporan, ByteDance telah melakukan beberapa pembicaraan untuk menjual operasi mereka di US dan tempat lain dengan Oracle, Microsoft, dan Twitter.