EVOS SG sukses keluar sebagai juara untuk edisi pertama MPL Singapura. Supremasi mereka telah kelihatan semenjak reguler season, bahkan juga pesaing paling kuat mereka, RSG tidak sanggup melayani di grand final. Menurut pembicaraan pemain EVOS SG seperti Soul, Potato dan Pokemon, factor kurangnya pengalaman team peserta yang baru mengikut MPL SG jadi argumen “gampangnya” mereka menjadi juara.
Antara pekerjaan dan pro player, EVOS SG rasakan sulitnya atur waktu
Tetapi, dibalik kemenangan itu, EVOS SG sesungguhnya tidak konsentrasi seutuhnya jalani kompetisi. Ini karena beberapa pemain punyai pekerjaan yang lain tidak kalah penting yakni pekerjaan khusus mereka setiap hari. Problem ini sesungguhnya telah mereka menghadapi semenjak M2 dan MPL MY/SG awalnya, tetapi karena keinginan mereka besar sekali, beberapa pemain “mau tak mau” main kembali minimal sampai MSC 2021 kedepan.
Soul misalkan, punyai sasaran untuk usai bermain games professional semenjak MPL MY/SG Season 6, pas saat dia menuntaskan pengajarannya. Tetapi sesudahnya EVOS SG bisa undangan untuk M2, dia juga berasa sayang buang peluang itu. Setelah M2, keinginan stop main professional ada kembali. Tetapi di MPL SG, dia menyaksikan beberapa temannya perlu dana untuk dapat bermain lebih bagus jadi dia putuskan tergabung. Apesnya, dia tidak dapat pensiun sesudah MPL SG selesai karena roster yang serupa telah tercatat untuk MSC 2021. Dia juga terjerat untuk main kembali minimal sampai Juni kedepan seselesainya MSC 2021.
Berlainan dengan Pokemon, dia berasa bermain games secara professional hanya hoby semata-mata, bukan lantaran dia berasa tuntutan hidupnya tidak tercukupi jika hanya punyai satu pekerjan. Malah, upah yang dia bisa dari karier gamer professional tidak sekitar yang dia bisa sebagai financial advisor.
Tetapi, karena kesenangannya bermain games, dia ikhlas membagikan waktu untuk menuntaskan pekerjaan intinya, lalu mengikut latihan di mini bootcamp untuk lakukan scrim minimal 3x dalam satu minggu mendekati kompetisi seperti MPL SG tempo hari. Seringkali dia hanya tidur 4-5 jam satu hari. Jika latihannya berjalan kurang optimal, dia bisa hanya tidur 1-2 jam untuk memburu ketinggalan.
“Sisi paling sulit untuk mengurus ini (bekerja dan nyambi olahragawan esports) ialah membagikan waktu. Karena tidak mungkin lakukan ke-2 nya bertepatan. Karena kamu harus berserah di diantaranya. Bagiku, saya stop bekerja dua minggu saat sebelum MPL, jika mustahil kami tidak menang.” sebut Pokemon ke Beritaesports. Untungnya, tidak seluruh pemain alami problem yang serupa. Potato misalkan, lebih rileks karena kerjanya setiap hari ialah lakukan stream Mobile Legends di Facebbook.
Wah pengabdian dan loyalitas mereka sich perlu ditiru sekali nih. Sampai ikhlas memforsir waktu dan tenaga untuk jalankan kewajiban di pekerjaan kantor sambilannya bermain games professional.
Berita ini disponsori oleh Clubpokeronline – Agen Domino.