Mendapat pekerjaan sesuai hobi memang dambaan semua orang dan hal ini merupakan daya tarik sendiri sekaligus suatu motivasi dalam bekerja. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi pecinta industri esports bila langsung berkecimpung di perusahaan gim ternama. Bekerja di industi gim esports atau pengembang sebuah gim memang tidak jauh berbeda dengan pola kerja diperusahaan kebanyakan.
Bekerja untuk hidup, atau hidup untuk bekerja. Pernyataan ini memang sedikit menyinggung orang yang bekerja dalam perusahaan developer gim, para karyawan dituntut untuk kerja cepat. Namun tuntutan kerja cepat tidak selamanya berbuah baik, hal ini memunculkan banyak masalah antara pihak perusahaan dan karyawan, salah satunya terkait jam kerja.
Developer gim battle royale Fortnite, Epic Games dikabarkan jika meminta karyawannya untuk bekerja ekstra keras serta jam kerja yang tidak sewajarnya. Hal ini diketahui dari puluhan karyawan Epic Games melalui wawancara dengan Polygon, mereka menyatakan jika dituntut bekerja selama 70 jam dalam seminggu selama sebulan, hingga sampai 100 jam dalam sepekan. Namun tidak semua karyawan yang mendapat tekanan jam kerja tinggi seperti yang disebutkan, tetapi hanya beberapa bagian saja yang mencakup, divisi developer, customer service, dan quality control. Dalam divisi tersebut diperkirakan ada sekitar 50 sampai 100 karyawan Epic Games yang mendapat jam mengerikan ini.
Waktu jam kerja diluar batas harus mereka lakukan, karena Fortnite selalu menghadirkan konten-konten ter-update setiap minggunya. Perkara ini lah yang memicu tugas developer seakan tidak ada kata selesai, ditambah lagi jika ada indikasi masalah terhadap patch yang baru saja diluncurkan. Pihak developer harus cepat tanggap memperbaikinya, dan setelah selesai masih ada pekerjaan lain yang menanti. Jika patch terjadi masalah tentu saja akan mendapat protes dari player Fortnite, hal yang paling buruk jika tidak lekas ditangani, bersiap untuk ditinggalkan peminatnya.
Mungkin bagi karyawan yang sudah lama bergelut di divisi yang dituntut jam kerja tinggi, tentu saja bukan hal baru bagi mereka. Hingga juru bicara Epic Games angkat bicara mengenai berita ini, dirinya mengatakan jika karyawan yang bekerja selama 100 jam per minggu adalah kejadian langka, dan jika hal tersebut benar adanya akan segera mengambil tindakan supaya hal seperti ini tidak terjadi.
Pernyataan jubir tersebut bertolak belakang dengan apa yang dikatakan mantan karyawan Epic Games, mereka sebenarnya selalu mengeluhkan jam kerja mereka yang terlalu tinggi kepada atasan. Namun sampai mereka resign dari perusahaan tersebut, tidak pernah ada tanggapan serius terkait keluh kesah mereka, dan yang lebih membuat para mantan karyawan meradang adalah pihak perusahaan terkesan menutupi hal ini.
Masihkan kalian berminat bekerja di industri esports, terutama di salah satu perusahaan developer gim?