Ajang M2 Mobile Legends World Championship tidak hanya jadi selingan bagus yang temani kalian di dalam rumah. Untuk player yang pengin tingkatkan kemampuan dan pengetahuan supaya jadi mengusai di game ini, kompetisi sekelas M2 memberi banyak pengetahuan dan info dengan analisis dan pelajari yang tepat.
Yuk, bahas bersama bedanya Meta di Match dan Turnamen M2 Mobile Legends
Diantaranya ialah proses drafting di mana dua team akan tentukan hero apa yang mereka pakai dan melarang, sambil mensinergikan kekuatan setiap hero dalam playstyle yang pengin mereka eksekusi. Ada ketidaksamaan berarti saat kalian drafting di ranked match bersama party atau solo, dibandingkan team peserta M2 yang condong unik dan tidak tersangka saat tentukan formasi hero.
Untuk mengenali lebih dalam berkenaan ketidaksamaan drafting di antara pemain di ranked match dan di kompetisi, kita akan pisah ulasan jadi beberapa point.
– Hero meta tak selalu menjadi pilihan –
Sudut pandang pemain di ranked match ialah amankan semua hero meta dan mengharap lawan menggunakan hero-hero kurang kuat atau sisaan yang dipandang kurang kuat. Misalkan, untuk season sekarang ini Benedetta, Mathilda, Esmeralda atau Brody ialah hero harus pick atau ban.
Tetapi, dari pemikiran pemain pro di M2, mereka terkadang dengan menyengaja melepaskan hero-hero meta untuk meng-counternya. Konter pick ialah startegi wajar dalam MOBA, di mana satu team akan pilih hero yang punyai kemampuan detil untuk menantang hero tertentu.
Misalkan, Bren Esports suka sekali memakai Baxia sebagai sidelane untuk meng-counter Yu Zhong, Lapu-lapu dan Esmeralda. Argumennya, Baxia punyai pasif yang kurangi kekuatan regen dari musuh. Akhirnya, hero dengan kekuatan lifesteal atau regen itu lebih gampang ditaklukkan walau telah dilepaskan ke lawan.
Contoh yang lain ialah Diggie, hero unggulan Burmese Ghouls yang sesungguhnya telah dilalaikan oleh beberapa player. Tetapi pada tangan mereka, Diggie ialah hero yang paling beresiko
– Drafting bukan semata-mata untuk mengamankan posisi hero meta, namun bagaimana menjalankan sinergi –
Drafting ialah proses penting pada sebuah match MOBA seperti Mobile Legends. Hero yang kalian tentukan tidak hanya harus kuat, tetapi sama-sama memperkuat dan punyai kolaborasi baik dengan hero yang lain. Mengambil contoh di beberapa laga Bren Esports, mereka sering memakai Pharsa sidelane untuk sumber burst damage saat timfight.
Tetapi, Pharsa rawan ditangkap musuh jika tidak diproteksi beberapa temannya, karena itu, Bren lengkapi draftnya dengan Silvanna untuk meredam pergerakan initiator musuh, dan Baxia, untuk tutup hero lawan yang coba masuk di arah Pharsa.
Disamping itu, Pharsa bisa juga membuat perlindungan hyper carry mereka dari sasaran assassin lawan, khususnya saat menggunakan MM seperti YSS atau Claude. Pharsa mempunyai kemampuan cc yang mengakibatkan dampak stun yang dapat dipakai untuk hentikan musuh saat begitu dekat sama hyper. Minimal, memberikan waktu yang cepat untuk core dari Bren menjauh, atau malahan menantang balik. Secara perasaan, saat Pharsa lakukan ulti karena itu lawan akan menjauh sampai ledakan Feathered Air Strike usai.
Team harus juga pikirkan apa formasi hero mereka punyai cc, burst damage atau movement speed yang cukup saat serang, punyai kekuatan bertahan yang kuat saat terserang atau dapat membabat minion secara cepat.
– Macro lebih penting bagi pro player –
Mikro dan makro game ialah dua segi koin yang penting kalian kuasai menjadi player yang luar biasa. Mikro dapat dilukiskan sebagai teknisi atau ketrampilan kalian saat memakai hero tertentu, sedang makro ialah kekuatan kalian membaca permainan secara detail, dimulai dari timing untuk perputaran, tentukan drafting sampai membuat momen snowball supaya lawan terkurung di basisnya.
Pemain public di rank hanya perlu menuntaskan pekerjaannya, contoh, saat menggunakan sidelaner pekerjaan khusus mereka ialah memenangi lane dan merusak turret, lakukan perputaran jika dibutuhkan dan memperkuat diri untuk tim fight. Team profesional yang berada di M2 menyaksikan status sidelane benar-benar vital, sebab tidak hanya mereka harus jaga lane, tetapi harus ada kekuatan lebih yang dapat mereka beri.
Misalkan, RRQ Hoshi memperkenalkan ke publik dengan Benedetta tank. Pasti, Benedetta tidak dapat terima pukulan sekitar tank murni, tetapi dia punyai kelincahan untuk mengusik irama farm dan laning musuh. Dia bisa juga jadi carry cadangan saat menit late game diawali. Contoh yang lain ialah Baxia dari Bren Esports. Hero ini tidak hanya kuat bertanding satu musuh satu dengan offlaner lawan. Dia membuat segi samping dari musuh jadi mati suri. Sebab movement speed Baxia bisa lebih cepat karena kemampuan Shield Unity. Tanker satu ini dapat berpindah lalu kembali pada lane saat sebelum sidelaner musuh memberikan back up.
Lalu, apa team M2 tidak mengutamakan mikro? Sudah pasti tidak. Mereka ialah beberapa pemain terhebat di negaranya, yang lagi bersaing menantang pemain terhebat dari negara lain. Dapat disebut, mikro dari tiap pemain di M2 sama kuatnya dan hanya kecil prosentase mereka. Untuk memenangi satu match dan kompetisi jika cuman memercayakan mikro.
– Hero Buff atau Nerf tidak selalu menjadi penentu meta –
Umumnya, pemain khalayak akan memprioritaskan hero yang lagi di buff berdasarkan update Mobile Legends terkini. Seolah-olah hero yang mendapatkan buff akan jamin kemenangan dan hero yang di nerf tidak bermanfaat.
Tetapi, untuk pertandingan kompetisi se-prestis M2, buff dan nerf bukan kendala sebab pemain pro selalu mendapati langkah untuk mengoptimalkan mereka. Lapu-lapu dapat disebut contoh baik yang menjadi meta di M2 untuk status sidelane. Walau terserang nerf, dia masih benar-benar kuat bahkan juga jadi rebutan. Sebab tidak adalagi pesaing yang sama dengan Lapu-lapu kecuali Yu Zhong atau Esmeralda.
Mengutip dari bahasan media esports PKV Games, beberapa team pada akhirnya mendapati jika Baxia, Alice sampai Grock sidelane ialah jawaban dari keperluan menandingi Lapu-lapu. Tetapi, ini bukti jika nerf bukan bermakna buruk. Adalagi contoh dari buff Johnson dan Alpha yang di atas kertas semakin lebih kaut dari mulanya. Tetapi mereka tidak mencatat benar-benar performa di M2 sebab faktor-faktor. Kemungkinan skillset mereka tidak sesuai kolaborasi team atau masihlah ada pilihan hero yang lain lebih kuat daripada dua hero itu.
Itu ia beberapa ketidaksamaan meta yang terjadi di M2 dan public match. Kalian kemungkinan menduga jika ada team yang menyengaja melepaskan hero-hero meta ke lawan. Walau sebenarnya, itu ialah sisi dari taktik mereka untuk memperoleh hero tertentu yang sesuai kolaborasi gameplay team.
Tetapi, tidak dapat dibantah jika ada hero yang kuat dan efisien untuk tingkatkan prosentase kemenangan satu team. Umumnya, hero-hero berikut yang akan di banned atau diganti dengan pilihan hero yang lebih beresiko di kelompok lain.