Terlalu Pede!! Penyakit Kronis Turnamen Esports Akibatkan Kekalahan Telak!!

Esports

Confidence atau optimis ialah sikap yang perlu dipunyai tiap orang, ditambah beberapa gamer yang berkarier jadi olahragawan esports. Terlalu ‘PEDE’ dalam acara Turnamen Esports membuat seorang berasa percaya dengan kekuatan dianya hingga sanggup jalankan gagasan dari penyiapan yang telah direncanakan saat sebelum detik permainan diawali.

Tetapi, optimis belebihan atau “kepedean” dapat berpengaruh jelek loh. Dalam pengetahuan psikologi, overconfidence diartikan sebagai kecondongan seorang untuk memprediksi begitu tinggi pada pengetahuan, kekuatan dan ketentuan info yang mereka kenali (Bhandari dan Denves, 2006).

Event Turnamen Esports jadi panggung paling sering mempermalukan player yang terlalu ‘PEDE’

Bahkan juga, banyak contoh riil olahragawan dan team esports yang menyesal sebab sikap yakin terlalu berlebih sampai mengarah jumawa. Misalnya, dalam content video terkini RRQ Hoshi saat perjuangan mereka di M2, wakil Indopride itu harus kalah di upper bracket playoffs oleh team kuda hitam, Burmese Ghouls.

Selesai laga, team berunding berkenaan kekalahan itu dan Lemon menjelaskan jika mereka begitu abai dengan kekuatan Burmese Ghouls. Jamesss sebagai pelatih yang barusan mundur dari kedudukannya di RRQ Hoshi menjelaskan jika mereka menyengaja melepaskan salah satunya unggulan draft dari BG yaitu Diggie. James percaya anak-anaknya sanggup menangani Diggie walau sebenarnya faktanya meta itu begitu kuat saat dimainkan oleh Burmese Ghouls.

“Menurut gua kita tuch jadi kaya begitu PD di draft begitu loh. Walau sebenarnya kita dari awalnya sudah mengetahui Diggie nyusahin,” sebut Lemon ke beberapa temannya saat kekalahan RRQ Hoshi melawan BG. James mengaku jika Diggie punya pengaruh besar sekali pada gameplay Burmese Ghouls. Dia tidak menduga hero itu dapat membuat draft dan taktik yang paling kuat.

Sesungguhnya RRQ punyai peluang untuk menghindar strategi terakhir BG, tetapi mereka menyengaja melepaskannya di dua game pertama yang berbuntut kekalahan RRQ. Si Raja memang sukses menyamai posisi jadi dua sama selesai laga tiga dan empat RRQ malas melepaskan Diggie, sayang, keputusan itu telat sebab point paling akhir dimenangi oleh team Myanmar.

Mis-prediksi sebelum bertanding

Satu misalnya kembali yang paling penting ialah final The International 2018 di antara OG menantang PSG.LGD. OG yang disepelekan sejauh kompetisi sebab tiba dengan kemampuan seadanya, mencomot pemain antar berantah Topson, ditinggalkan kapten, teman dekat sekalian salah satunya pendiri team, OG mampu masuk di final walau tidak diunggulakan.

Si musuh justru dipercaya akan menang tanpa perlawanan sebab perform stabil dari awalnya sampai ujung kompetisi. Dalam content True Sight, nampak bagaimana PSG.LGD selalu melihat sepele perlakuan team OG saat ke-2 team bertemu di stage. Gestur-gestur disrespect yang diperuntukkan pada Notail dan teman-teman rupanya tidak membuat mereka semakin konsentrasi justru terbuai dengan angkuhsi.

Sesaat di tim OG, nyaris setiap pemain cenderung pilih konsentrasi pada penyiapan mereka daripada menyempatkan diri memerhatikan taunting lawan. Nampak terang jika OG mempunyai fokus dan konsentrasi yang lebih bagus di match ini, juga dengan keyakinan diri jika mereka dapat menang menantang siapa saja jika bermain serius dan bekerja bersama.

Seringkali pemain publik sudah overconfidence

Overconfidence tidak hanya menghinggapi team dan player profesional. Terkadang, pemain public juga telah arogan walau sebenarnya hanya main di ranked match. Di Mobile Legends, populer tindakan recall-recall sebagai gimik untuk menghina atau memancing emosi musuh dan serang.

Tindakan ini kemungkinan sukses di sejumlah peristiwa untuk menipu musuh, tetapi jika kalian kebanyakan style daripada konsentrasi lakukan permainan terbaik, recall-recall tidak di muka lawan tidak ada fungsinya apa lagi jika kalian justru terbunuh sesudah lakukan recall-recall.

Yang tidak kalian kenali, beberapa pro player lakukan recall selalu dengan arah vital. Misalkan, mengundang perhatian musuh ke tempat ambush di mana rekanan kalian telah menanti, atau mungkin dengan menyengaja mempertaruhkan diri supaya jurus penting lawan keluar hingga core kalian dapat masuk dengan aman. Berikut yang membandingkan overconfidence dengan taktik thinking.

Keyakinan diri ialah faktor penting yang perlu dipunyai pro player dan gamer yang punyai mimpi menjadi profesional. Motivasi untuk menjadi yang terbaik dari seluruh pemain disertai dengan respect. Pada kemapuan musuh ialah langkah mengatur optimis tidak jadi bumerang.

Pemain yang begitu optimis makin lebih susah bangun dan me-reset psikis saat terima kekalahan. Keyakinan dianya akan tertutup rasa malu dan kesusahan untuk konsentrasi. Sebab pemikirannya selalu teralih untuk pikirkan gimik dan selebrasi walau sebenarnya laga belum selesai.

Apa Sahabat Esports kerap berasa kepedean saat unggul main game lalu berbuntut kekalahan dalam Turnamen?

Berita ini disajikan atas kerja sama Berita Esports dengan media CMD398.

Terlalu Pede!! Penyakit Kronis Turnamen Esports Akibatkan Kekalahan Telak!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *